Ada petugas gadungan di Lebak Bulus, Transjakarta buat selebaran
Reporter : Lia Harahap | Kamis, 18 Desember 2014 15:57
Merdeka.com - Bila Anda akan menaiki bus Transjakarta Koridor 8, wajib waspada jika berangkat dari Halte Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di sana, ada petugas Transjakarta gadungan.
Penampilan mereka mirip petugas Transjakarta. Dalam aksi penipuan yang dilakukannya, mereka mengincar penumpang yang tidak memiliki tiket elektronik (e- tiket).
Saat dikonfirmasi hal itu, Kepala Humas Transjakarta Sri Ulina, mengaku kaget. Dia tak menyangka ada orang nekat seperti itu.
"Ini luar biasa beraninya. Kita akan cek dan lacak langsung Lebak Bulus siapa lagi pelakunya. Kemudian kita buat selebaran lalu disebar ke semua koridor untuk waspada dengan modus penipuan seperti ini," kata Ulin, sapaannya, kepada merdeka.com, Kamis (18/12).
Ulin menambahkan, kejadian yang mirip juga pernah terjadi di halte Lebak Bulus. Dulu, seorang pria menawarkan jasa membuka pintu masuk hanya dengan membayar Rp 5.000 kepada penumpang yang tak memegang e-ticket.
"Kalau yang dulu, dia hanya tawarkan kalau tidak punya kartu bisa pakai kartu saya bayar Rp 5.000, buat yang minat mau saja, dari pada beli smartcard. Tapi sudah kita tegur dan tidak pernah lagi sampai saya mendapat kabar ini," jelasnya.
Dia menduga pelaku sengaja memilih halte yang berdekatan terminal bus antar kota untuk melancarkan aksinya. Mereka menyasar pendatang yang belum tahu informasi dan cara penggunaan Transjakarta.
"Untuk yang ini nanti saya cek lewat CCTV," tambah Ulin.
Andai kata ada petugas loket yang terlibat, dia memastikan langsung diberhentikan. "Aturan kita tegas, coba main-main, dia tidak diperingati lagi tapi langsung diberhentikan," pungkasnya.
Seperti diketahui, siang tadi seorang calon penumpang Transjakarta menjadi korban penipuan. Kido, seorang karyawati swasta menyebut calo itu mirip petugas asli.
"Mereka memakai kaos, topi dan name tag berlogo Transjakarta. Jadi saya percaya saja," kata Kido kepada merdeka.com.
Kido menceritakan, petugas gadungan itu mendekat ketika tahu dia belum mempunyai e-ticket. Dia lantas menawarkan e-ticket dengan Rp 20 ribu dari yang seharusnya Rp 40 ribu.
"Karena saya lihat dia pakai atribut Transjakarta, saya percaya saja," ujar dia.
Lucunya, setelah diberi uang Rp 20 ribu, petugas gadungan itu tidak langsung memberikan e-ticket. Dia hanya membukakan pintu akses untuk Kido dengan kartu yang dipegangnya.
"Setelah saya masuk pintu, dia berkelit. Katanya, kalau mau pakai kartu tambah Rp 20 ribu lagi," ujar Kido.
Lagi-lagi karena diyakinkan oleh atribut Transjakarta yang dipakai pria itu, Kido mengiyakan. Namun, setelah ditunggu lebih dari 10 menit, pria itu tak kunjung datang. Kido lantas mencari petugas gadungan yang sudah agak menjauh dari halte.
"Setelah saya samperin, tapi dia tetap berkelit telah menipu," ujar Kido.
Malas berdebat panjang, Kido akhirnya menantang si petugas gadungan itu untuk mengaku bahwa dia telah menipu.
"Saya bentak dia, dan saya suruh dia ngaku bahwa dia telah ngibul. Akhirnya dia ngaku. Katanya, iya saya ngibul," ujar wanita bertubuh mungil yang langsung meninggalkan penipu itu.SUMBER BERITA
Penampilan mereka mirip petugas Transjakarta. Dalam aksi penipuan yang dilakukannya, mereka mengincar penumpang yang tidak memiliki tiket elektronik (e- tiket).
Saat dikonfirmasi hal itu, Kepala Humas Transjakarta Sri Ulina, mengaku kaget. Dia tak menyangka ada orang nekat seperti itu.
"Ini luar biasa beraninya. Kita akan cek dan lacak langsung Lebak Bulus siapa lagi pelakunya. Kemudian kita buat selebaran lalu disebar ke semua koridor untuk waspada dengan modus penipuan seperti ini," kata Ulin, sapaannya, kepada merdeka.com, Kamis (18/12).
Ulin menambahkan, kejadian yang mirip juga pernah terjadi di halte Lebak Bulus. Dulu, seorang pria menawarkan jasa membuka pintu masuk hanya dengan membayar Rp 5.000 kepada penumpang yang tak memegang e-ticket.
"Kalau yang dulu, dia hanya tawarkan kalau tidak punya kartu bisa pakai kartu saya bayar Rp 5.000, buat yang minat mau saja, dari pada beli smartcard. Tapi sudah kita tegur dan tidak pernah lagi sampai saya mendapat kabar ini," jelasnya.
Dia menduga pelaku sengaja memilih halte yang berdekatan terminal bus antar kota untuk melancarkan aksinya. Mereka menyasar pendatang yang belum tahu informasi dan cara penggunaan Transjakarta.
"Untuk yang ini nanti saya cek lewat CCTV," tambah Ulin.
Andai kata ada petugas loket yang terlibat, dia memastikan langsung diberhentikan. "Aturan kita tegas, coba main-main, dia tidak diperingati lagi tapi langsung diberhentikan," pungkasnya.
Seperti diketahui, siang tadi seorang calon penumpang Transjakarta menjadi korban penipuan. Kido, seorang karyawati swasta menyebut calo itu mirip petugas asli.
"Mereka memakai kaos, topi dan name tag berlogo Transjakarta. Jadi saya percaya saja," kata Kido kepada merdeka.com.
Kido menceritakan, petugas gadungan itu mendekat ketika tahu dia belum mempunyai e-ticket. Dia lantas menawarkan e-ticket dengan Rp 20 ribu dari yang seharusnya Rp 40 ribu.
"Karena saya lihat dia pakai atribut Transjakarta, saya percaya saja," ujar dia.
Lucunya, setelah diberi uang Rp 20 ribu, petugas gadungan itu tidak langsung memberikan e-ticket. Dia hanya membukakan pintu akses untuk Kido dengan kartu yang dipegangnya.
"Setelah saya masuk pintu, dia berkelit. Katanya, kalau mau pakai kartu tambah Rp 20 ribu lagi," ujar Kido.
Lagi-lagi karena diyakinkan oleh atribut Transjakarta yang dipakai pria itu, Kido mengiyakan. Namun, setelah ditunggu lebih dari 10 menit, pria itu tak kunjung datang. Kido lantas mencari petugas gadungan yang sudah agak menjauh dari halte.
"Setelah saya samperin, tapi dia tetap berkelit telah menipu," ujar Kido.
Malas berdebat panjang, Kido akhirnya menantang si petugas gadungan itu untuk mengaku bahwa dia telah menipu.
"Saya bentak dia, dan saya suruh dia ngaku bahwa dia telah ngibul. Akhirnya dia ngaku. Katanya, iya saya ngibul," ujar wanita bertubuh mungil yang langsung meninggalkan penipu itu.SUMBER BERITA
[lia]